Sabtu, 07 April 2012

KECENDERUNGAN ANAK UNTUK DEKAT KEPADA AYAH ATAU IBUNYA


Menurut teori Psikoanalisa dari Sigmund Freud, pada masa transisi dari usia balita ke usia prasekolah, anak akan mengembangkan ketertarikan yang kuat atau rasa ingin dekat dengan orang tua lawan jenisnya. Hingga, kala ayah berdekat-dekatan dengan ibu, maka anak laki-laki pun cemburu. Ia menganggap cinta ibunya akan diambil ayah. Jadilah ia mengembangkan rasa permusuhan pada ayah. Hal serupa juga terjadi pada anak perempuan yang mencemburui ibunya karena menganggap si ibu akan mengambil cinta ayahnya.
          Menurut Freud, anak yang masih kecil punya kecenderungan merasa nyaman ketika dekat dengan orang tua yang berlainan jenis kelamin. Anak perempuan akan mengembangkan ketergantungan yang tinggi pada ayah, sementara anak laki-laki pada ibu.
          Selain itu menurut Freud, agar si kecil dicintai oleh orang tua lawan jenisnya, ia akan melakukan identifikasi. Jadi, anak laki-laki akan berusaha sama seperti ayahnya agar dicintai ibunya, sebaliknya anak perempuan akan berusaha sama seperti ibunya untuk mendapatkan cinta ayahnya. Dari sinilah berkembang self identification si kecil, ia akan mencontek sikap bicara sampai gaya jalan orang tuanya.
          Oedipus complex adalah istilah Sigmund Freud untuk menggambarkan kecenderungan anak laki-laki usia 3-5 tahun berkompetisi dengan ayahnya untuk mendapatkan perhatian dan kasih sayang ibu. Sementara itu, electra complex merupakan keadaan yang sama dengan oedipus complex, tetapi terjadi pada anak perempuan.
          Sedangkan menurut Lesley, hubungan antara ibu dan anak perempuannya bisa saling mengidentifikasi secara kuat dengan menjadikannya inspirasi satu sama lain, dan biasanya hubungan ini lebih sering diisi dengan ikatan emosional yang lebih dalam. Aspirasi sang ibu untuk anak perempuannya sering kali bertentangan. Selain itu, saat ibu memasuki usia 30-40 tahun, anak perempuannya akan memasuki usia remaja, dan sering kali timbul ketidakcocokan antara keduanya yang bisa menimbulkan masalah diantara keduanya.
          Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa terdapat kecenderungan anak perempuan lebih dekat dengan ayahnya dan anak laki-laki lebih dekat dengan ibunya. Namun, hal ini tentunya tidak menutup kemungkinan bagi sang anak untuk dekat dengan keduanya.
          Ada beberapa penyebab seorang anak lebih dekat kepada ayah atau ibunya, yaitu :
A.  TERIKAT PADA SATU ORANG TUA
Terlepas dari teori Freud, secara logika, kecemburuan si kecil disebabkan ada ketergantungan yang tinggi pada salah satu orang tua, hingga ia tak mau membagi kasih sayang atau atensi pada orang tua yang satunya. Jadi, pada diri anak, entah si Upik atau Buyung, ada keinginan mendapatkan rasa sayang yang berlebihan dari salah satu orang tua saja, biasanya yang menjadi caregiver utama.
B.  BIKIN TAMBAH CEMBURU
          Tak sedikit orang tua yang menganggap lucu kecemburuan si kecil lantaran si kecil melampiaskannya dengan berguling-guling di lantai atau berusaha menjauhkan ibu dari si ayah sambil menangis. Hingga, orang tua jadi terdorong menggoda si anak. Padahal, sikap orang tua yang demikian hanya membuat anak makin merasa terancam. Selain akan menimbulkan kecemasan atau ketakutan yang tinggi pada anak karena orang tua tak mendukungnya untuk memberikan kasih sayang, tapi malah memperlihatkan seolah-olah akan meninggalkan.
          Jika hal ini terus-menerus terjadi, anak akan merasa dirinya tak menjadi spesial buat orang tuanya, karena kasih sayang ayah-ibu hanya untuk mereka berdua. Selain itu, kalau si anak laki-laki dekat dengan ibunya, dia akan menganggap ayahnya sebagai rivalnya, hingga dia tak lagi mau menurut sama ayahnya atau si anak perempuan tak menurut sama ibunya.
C.  AKTIF MENDEKATI ANAK
          Tak jarang pula, kala menyaksikan anaknya menjadi tempertantrum semisal guling-guling di lantai lantaran cemburu, si ibu/ayah mengatakan, "Ya, udah, sini... sini sama Bunda/Ayah”. Hal ini tentunya, justru akan melabel anak bahwa benar si ayah/ibu merupakan ancaman baginya.
          Untuk menyelesaikan masalah ini, maka sangat diperlukan keterlibatan dari orang tua yang dimusuhi oleh si anak. Keterlibatan orang tua yang dimusuhi oleh anak dalam upaya menenangkan si anak maupun memupuk kedekatan dengan si anak, amatlah penting. Hal ini akan menumbuhkan rasa aman pada si kecil, karena ia merasa disayangi dan dicintai, bukan hanya oleh salah satu orang tua, melainkan keduanya.
          Terlepas dari beberapa hal di atas, ada beberapa hal yang harus kita ketahui untuk menghadapi anak akan kecenderungan mereka untuk dekat pada ayah/ibu tersebut, yaitu :
A.  KADAR CEMBURU TIAP ANAK BERBEDA
          Tiap anak itu unik. Makanya, takaran cemburu masing-masing anak juga beda; ada yang besar, ada yang kecil, ada pula yang biasa-biasa saja. Perbedaan ini, bukan karena kadar rasa cemburu itu sendiri, melainkan lebih karena kebutuhan atensi tiap anak berbeda.
          Hal ini disebabkan temperamen yang berbeda sejak lahir.
Pada anak sulit yang beradaptasi, harus diberikan atensi lebih besar. Beda dengan anak yang cepat beradaptasi dengan lingkungan dan merasa aman, dia tak memerlukan atensi besar dari orang tuanya. Nah, anak-anak yang butuh atensi besar ini, akan marah kala orang yang dekat dengannya memberikan atensi pada orang lain. Dari marah inilah lama-lama akan mengembangkan rasa cemburu.
B.  BILA ANAK TIDAK CEMBURU
          Ada juga, anak yang tak mempunyai rasa cemburu. Bukan berarti orang tua lantas tenang-tenang saja. Hal ini disebabkan karena, anak yang tak cemburu bisa karena dia memang bukan tipe anak yang memerlukan atensi lebih. Hal ini juga bisa menjadi bukti bahwa si kecil sudah merasa aman dan tak merasa terancam.
          Penyebab lain seorang anak tidak cemburu, yaitu karena orang tua tak dekat dengan anak. Anak yang tak cemburu karena orang tuanya tak atentif, akan mengembangkan sikap cuek. Jika disuruh memilih antara orang tua dengan orang lain, dia akan memilih orang lain, karena dia tak merasa orang tuanya sebagai figur yang istimewa atau tak berbeda dengan orang lain. Namun, anak yang tak cemburu karena bawaan, tentunya anak akan memilih orang tuanya, karena merekalah figur pemberi kasih sayang kepadanya. Anak yang tak cemburu karena bawaan, akan merasa aman, hingga ia mau tetap dekat dengan ayah-ibunya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar