Sabtu, 07 April 2012

KEPRIBADIAN


 
A.  PENGERTIAN KEPRIBADIAN
Kata kepribadian bersal dari kata Latin “persona”. Kepribadian adalah keseluruhan cara di mana seorang bereaksi dan berinteraksi dengan individu lain. Kepribadian paling sering dideskripsikan dalam istilah yang bisa diukur yang ditunjukkan oleh seseorang.
Disamping itu kepribadian sering diartikan dengan ciri-ciri yang menonjol pada diri individu, seperti kepada orang yang pemalu dikenakan atribut “berkepribadian pemalu”. Kepada orang yang plin-plan, pengecut, dan semacamnya diberikan atribut “tidak punya kepribadian”.
Berdasarkan penjelasan  tersebut kita dapat melihat bahwa kepribadian sebagai suatu organisasi (berbagai aspek psikis dan fisik) yang merupakan suatu struktur dan sekaligus proses. Jadi, kepribadian merupakan sesuatu yang dapat berubah.


B.  TEORI-TEORI KEPRIBADIAN
1.    Teori-teori sifat (Trait Theoris)
          Teori-teori sifat menekankan aspek kepribadian yang bersifat relatif stabil atau menetap. Tepatnya, teori-teori ini menyatakanbahwa manusia sifat tertentu, yakni pola kecenderungan untuk bertingkah laku dengan cara tertentu.
2.    Teori kepribadian psikoanalisis
Freud berpendapat bahwa kepribadian terdiri dari tiga sistem utama: id, ego dan superego. Id bekerja menggunakan prinsip kesenangan, mencari pemuasan secara impuls biologis; ego memenuhi prinsip realita, menunda pemuasan sampai bisa dicapaidengan cara yang diterima masyarakat; dan superego memiliki standar moral dari individu. Setiap tindakan kita merupakan hasil interaksi dan keseimbangan antara ketiga sistem tersebut.
3.    Teori kepribadian behaviorisme
          Menurut Skinner, penyelidikan mengenai kepribadian hanya sah jika memenuhi berbagai criteria ilmiah. Menurutnya, individu adalah organism yang memperoleh perbendaharaan tingkah lakunya melalui belajar.
4.    Teori psikologi kognitif
          Pandangan teori kognitif menyatakan bahwa organisasi kepribadian tidak lain adalah elemen-elemen kesadaran yang stu sama lain saling terkait dalam lapanga kesadaran (kognisi).





A.  FAKTOR-FAKTOR PENENTU KEPRIBADIAN

1. Faktor keturunan

          Keturunan merujuk pada faktor  seorang individu. Tinggi fisik, bentuk, temperamen, komposisi dan refleks, tingkat dan irama adalah karakteristik yang pada umumnya dianggap, entah sepenuhnya atau secara substansial, dipengaruhi oleh siapa dari individu tersebut, yaitu komposisi, dan psikologis bawaan dari individu. Terdapat tiga dasar penelitian yang berbeda yang memberikan sejumlah kredibilitas terhadap argumen bahwa faktor keturunan memiliki peran penting dalam menentukan kepribadian seseorang. Dasar pertama berfokus pada penyokong dari dan temperamen anak. Dasar kedua berfokus pada anak-anak kembar yang dipisahkan sejak lahir. Dasar ketiga meneliti konsistensi dari waktu ke dan dalam berbagai.
2. Faktor lingkungan
          Faktor lain yang memberi pengaruh cukup besar terhadap pembentukan adalah di mana seseorang dan dibesarka, dan pengaruh-pengaruh lain yang seorang manusia dapat alami. Faktor lingkungan ini memiliki peran dalam membentuk kepribadian seseorang.


B.  MENILAI KEPRIBADIAN

          Alasan paling penting mengapa perlu mengetahui cara menilai kepribadian adalah karena penelitian menunjukkan bahwa tes-tes kepribadian sangat berguna dalam membuat keputusan perekrutan. Nilai dalam tes kepribadian membantu manajer meramalkan calon terbaik untuk suatu pekerjaan.
          Terdapat tiga cara utama untuk menilai kepribadian :
A.  Observasi direck
          Observasi direck diadakan dalam situasi yang dikontrol, dapat diulang atau dapat di replikasi.
B.  Wawancara
          Menilai seseorang dengan cara wawancara berarti mengadakn tatap muka dan berbicara dari hati ke hati dengan orang yang dinilai.
C.  Tes proyektif
          Orang yang dinilai pada tes proyektif akan memproyeksikan pribadinya melalui gambar atau hal-hal lain yang dilakukannya.





C.  SIFAT-SIFAT KEPRIBADIAN

1. Evaluasi inti diri

          Evaluasi inti diri adalah tingkat di mana individu menyukai atau tidak menyukai diri mereka sendiri. Harga diri didefinisikan sebagai tingkat menyukai diri sendiri dan tingkat sampai mana individu menganggap diri mereka berharga atau tidak berharga sebagai seorang manusia.

2. Machiavellianisme

          Machiavellianisme adalah tingkat di mana seorang individu pragmatis, mempertahankan jarak emosional, dan yakin bahwa hasil lebih penting daripada proses. Karakteristik kepribadian Machiavellianisme berasal dari nama Niccolo Machiavelli, penulis pada abad keenam belas yang menulis tentang cara mendapatkan dan menggunakan kekuasaan.

3. Narsisisme

          Narsisisme adalah kecenderungan menjadi arogan, mempunyai rasa kepentingan diri yang berlebihan, membutuhkan pengakuan berlebih, dan mengutamakan diri sendiri. Individu narsisis seringkali ingin mendapatkan pengakuan dari individu lain dan penguatan atas keunggulan mereka sehingga individu narsisis cenderung memandang rendah dnegan berbicara kasar kepada individu yang mengancam mereka. Individu narsisis juga cenderung dan eksploitif, dan acap kali memanfaatkan sikap yang dimiliki individu lain untuk keuntungannya

4. Pemantauan Diri

          Pemantauan diri adalah kemampuan seseorang untuk menyesuaikan perilakunya dengan faktor situasional eksternal. Individu dengan tingkat pemantauan diri yang tinggi menunjukkan kemampuan yang sangat baik dalam menyesuaikan perilaku dengan faktor-faktor situasional eksternal. Bukti menunjukkan bahwa individu dengan tingkat pemantauan diri yang tinggi cenderung lebih memerhatikan perilaku individu lain dan pandai menyesuaikan diri bila dibandingkan dengan individu yang memiliki tingkat pemantauan diri yang rendah.

5. Kepribadian proaktif

          Kepribadian proaktif adalah sikap yang cenderung oportunis, berinisiatif, berani bertindak, dan tekun hingga berhasil mencapai perubahan yang berarti. Pribadi proaktif menciptakan perubahan positif daalam lingkungan tanpa memedulikan batasan atau halangan.

6. Kepribadian tipe A

Kepribadian tipe A adalah keterlibatan secara agresif dalam perjuangan terus-menerus untuk mencapai lebih banyak dalam waktu yang lebih sedikit dan melawan upaya-upaya yang menentang dari orang atau hal lain. Dalam kultur Amerika Utara, karakteristik ini cenderung dihargai dan dikaitkan secara positif dengan ambisi dan perolehan barang-barang material yang berhasil. Karakteristik tipe A adalah:
·         selalu bergerak, berjalan, dan makan cepat;
·         merasa tidak sabaran;
·         berusaha keras untuk melakukan atau memikirkan dua hal pada saat yang bersamaan;
·         tidak dapat menikmati waktu luang;
·         terobsesi dengan angka-angka, mengukur keberhasilan dalam bentuk jumlah hal yang bisa mereka peroleh.


D.      PROSES PERKEMBAGAN KEPRIBADIAN
          Carl Gustv Jung mengatkan bahwa pertumbuhan kepribadian merupakan suatu dinamika dan proses evolusi yang terjadi sepanjang hidup. Individu secara kontinyu berkembang dan belajar ketrampilan baru serta menuju realisasi diri.
          Pada hakikatnya, kepribadian dapat dikatakan mencakup semua aspek perkembangan, seperti perkembangan fisik, motorik, mental, sosial, moral, tetapi melebihi penjumlahan semua aspek perkembangan tersebut. Kepribadian merupakan suatu kesatuan aspek jwa dan badan, yang menyebabkan adanya kesatuan dalam tingkah laku dan tindakan seseorang. Ini disebut, integrasi dari pola-pola dari kepribadian yang dibentuk oleh seseorang. Dan pembentukan pola kepribadian ini terjadi melalui proses interaksi dalam dirinya sendiri, dengan pengaruh-pengaruh dari lingkungan luar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar