BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Masyarakat
Indonesia dikenal dengan masyarakatnya yang multietnis dan multi budaya/multi
kultur, memiliki keunikan dan kekhasan masing-masing. Keragaman budaya tersebut
dapat menjadi suatu hal yang positif bila dikelola dengan baik.Dengan tidak
menafikan bahwa keragaman tersebut dapat pula menjadi sumber potensial
terjadinya masalah sosial.tentunya bila tidak dikelola dengan baik.Oleh
karenanya seorang pekerja sosial dituntut mampu memahami keragaman budaya yang
menunjuk pada saling penghormatan dan menghargai perbedaan budaya dalam
melaksanakan intervensinya.
1.2 TUJUAN
Ø
Mengetahui dan memahami pengertian pekerjaan
social dan masyarakat multikultur
Ø
Mengetahui dan memahami pendidikan multicultural
Ø
Mengetahui dan memahami pendekatan-pendekatan
dalam melakukan pendidikan multicultural
Ø
Mengetahui dan memahami cara mengembangkasikap kritis, toleransi, dan empati social
dalam suatu masyarakat multikultur.
Ø
Mengetahui dan memahami jenis-jenis pendekatan
dalam praktek pertolongan pekerjaan social
Ø
Mengetahui dan memahami alternatif pemecahan masalah yang ditimbulkan oleh masyarakat
multicultural.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN
a. Pekerjaan Sosial
Beberapa pengertian dari
pekerjaan social menurut para ahli, diantaranya :
1) Max
Siporin : Pekerjaan social sebagai suatu metode
institusi sosialuntuk membantu orang
mencegah dan memecahkan masalah mereka serta untuk memperbaiki dan meningkat
kan keberfungsian sosial
mereka.
2) Alen Pincus dan Anne Minahan : Pekerjaan social berkepentingan dengan
permasalahan interaksi antara orang
dengan lingkungan sosialnya,
sehingga mereka mampu melasanakan
tugas-tugaskehidupan, mengurangi ketegangan, mewujudkan aspirasi dan nilai-nilai
mereka.
3) Charles Zastrow : Pekerjaan social merupakan kegiatan profesional untuk membantu individu-individu,
kelompok-kelompok dan masyarakat guna meningkatkan atau memperbaiki kemampuan
mereka dalam berfungsi sosial
serta menciptakan kondisi masyarakat yang memungkinkan mereka mencapai tujuan.
4)
W.
Friedlander dan Robert Z. Apte : Pekerjaan social merupakan suatu pelayanan profesional, yang
prakteknya didasaran kepada pengetahuan
dan ketrampilan ilmiah tentang relasi manusia, sehingga dapat membantu
individu, kelompok, dan masyarakat mencapai kepuasan pribadi dan sosial serta
kebebasan.
Dari
beberapa pengertian menurut para ahli diatas dapat diatarik kesimpulan :
1)
Pekejaan
sosial merupakan kegiatan professional. Kegiatan tersebut berlandaskan kepada
ilmu pengetahuan, ketrampilan, dan nilai-nilai ilmiah. Kegiatan
pekejaan social merupakan kegiatan
ilmiah
dan dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya.
2)
Pekerjaan
sosial adalah kegiatan pertolongan.Orientasi pertolongan pekerjaan sosial
dipusatkan kepada kepentingan orang-orang yang ditolong (klien), untuk
kepentingan pemecahan masalah klien bukan kepentingan pekerja sosial.Pekerja
sosial selalu bekerja sama dengan klien, dan menuntut adanya partisipasi aktif
dari kliennya (perencanaan, pelaksanaan, pengevaluasian).
3)
Klien
yang dibantu pekerja sosial adalah baik individu maupun kolektivitas
(keluarga,klompok,organisasi dan masyarakat)yang tidak dapat berinteraksi
dengan lingkungannya, sehingga tidak mampu berfungsi sosial. Pekerjaaan social
menggunakan berbagai metode casework, social group work, community development,
community organization, serta metode bantu
4)
Intervensi
pekerjaan sosial diarahkan kepada klien dengan lingkungan sosialnya.
b. Masyarakat Multikultur
Beberapa
pengertian masyarakat multikultur menurut para ahli, diantarnya :
1)
Furnival : Masyarakat multikultural merupakan
masyarakat yang terdiri atas dua atau lebih komunitas (kelompok) yang secara
kultural dan ekonomiterpisah-pisah serta memiliki struktur kelembagaan yang
berbeda satu sama lain.
2)
Dr. Nasikun : Masyarakat
majemuk merupakan suatu masyarakat yang menganut berbagai sistem nilai yang
dianut oleh berbagai kesatuan sosial yang menjadi bagian-bagiannya adalah
sedemikian rupa sehingga para anggota masyarakat kurang memiliki loyalitas
terhadap masyarakat sebagai suatu keselutuhan, kurang memiliki homogenitas
kebudayaan, atau bahkan kurang memiliki dasar-dasar untuk saling memahami satu
sama lain.
2.2 PENDIDIKAN MULTIKULTURAL
Pendidikan multikultural (Multicultural
Education) merupakan respon terhadap perkembangan keragaman populasi sekolah,
sebagaimana tuntutan persamaan hak bagi setiap kelompok.Dalam dimensi lain,
pendidikan multikultural merupakan pengembangan kurikulum dan aktivitas
pendidikan untuk memasuki berbagai pandangan, sejarah, prestasi dan perhatian
terhadap orangorang non Eropa. Sedangkan secara luas, pendidikan multicultural
itu mencakup seluruh siswa tanpa membedakan kelompok-kelompoknya seperti
gender, etnic, ras, budaya, strata sosial dan agama.
Menurut Tilaar bahwa dalam program
pendidikan multikultural, fokus tidak lagi diarahkan semata-mata kepada
kelompok rasial, agama dan kultural dominan atau mainstream. Fokus seperti ini
pernah menjadi tekanan pada pendidikan interkultural yang menekankan
peningkatan pemahaman dan toleransi individu-individu yang berasal dari kelompok
minoritas terhadap budaya mainstream yang dominan, yang pada akhirnya
menyebabkan orang-orang dari kelompok minoritas terintegrasi ke dalam
masyarakat mainstream. Pendidikan multicultural sebenarnya merupakan sikap
“peduli” dan mau mengerti (difference), atau politics of recognition (politik
pengakuan terhadap orang-orang dari kelompokminoritas).
2.3 PENDEKATAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL
Mendesain pendidikan multikultural
dalam tatanan masyarakat yang penuh permasalahan antar kelompok, budaya, suku,
dan lain sebagainya, seperti Indonesia mengandung tantangan yang tidak
ringan.Pendidikan multicultural tidak hanya sebatas “merayakan keragaman”. Jika
tatanan masyarakat yang ada masih penuh diskriminasi atau penindasan karena
warna kulitnya, atau perbedaannya dari budaya yang dominan, akan berjalan
dengan aman dan harmoni. dalam kondisi demikian, pendidikan multicultural lebih
tepat diarahkan sebagai advokasi untuk menciptakan masyarakat yang toleran.
Untuk mencapai sasaran tersebut, diperlukan sejumlah pendekatan.
Ada
beberapa pendekatan dalam proses pendidikan multicultural.
a.
Pertama, tidak lagi
menyamakan pandangan pendidikan (education) dengan persekolahan (schooling),
atau pendidikan multicultural dengan program-program sekolah formal. Pandangan
yang lebih luas mengenai pendidikan sebagai tranmisi kebudayaan membebaskan
pendidik dari asumsi keliru bahwa tanggung jawab primer mengembangkan
kompetensi kebudayaan dikalangan anak didik semata-mata berada di tangan
mereka; tapi justru semakin banyak pihak yang betanggung jawab, karena
program-program sekolah seharusnya terkait dengan pembelajaran informal diluar
sekolah.
b.
Kedua, menghindari
pandangan yang menyamakan kebudayaan dengan kelompok etnik. Artinya, tidak
perlu lagi mengasosiasikan kebudayaan sematamata dengan kelompok-kelompok etnik
sebagaimana yang terjadi selama ini. Secara tradisional, para pendidik lebih
mengasosiasikan kebudayaan dengan kelompok-kelompok sosial yang relatif self
sufficient, ketimbang dengan sejumlah orang yang secara terus-menerus dan
berulang-ulang terlibat satu sama lain dalam satu atau lebih kegiatan. Dalam
konteks pendidikan multicultural, pendekatan ini diharapkan dapat mengilhami
para penyusun program pendidikan multicultural untuk melenyapkan kecenderungan
memandang anak didik secara stereotipe menurut identitas etnik mereka;
sebaliknya mereka akan meningkatkan
eksplorasi pemahaman yang lebih besar mengenai kesamaan dan perbedaan
dikalangan anak didik dari berbagai kelompok etnik.
c.
Ketiga,
pengembangan kompetensi dalam suatu “kebudayaan baru” biasanya membutuhkan
interaksi inisiatif dengan orang-orang yang sudah memiliki kompetensi.
Pendidikan bagi pluralisme budaya dan pendidikan multikultural tidak dapat
disamakan secara logis.
d.
Keempat, pendidikan
multikultural meningkatkan kompetensi dalam beberapa kebudayaan. Kebudayaan
mana yang akan diadopsi itu ditentukan oleh situasi dan kondisi secara
proporsional.
e.
Kelima kemungkinan
bahwa pendidikan (baik formalmaupun non formal) meningkatkan kesadaran tentang
kompetensi dalambeberapa kebudayaan.
Dikotomi
semacam ini akan membatasi individu untuk sepenuhnya mengekspresikan diversitas
kebudayaan. Pendekatan ini meningkatkan kesadaran akan multikulturalisme
sebagai pengalaman normal manusia. Masyarakat adalah kumpulan masyarakat atau
individu-individu yang terejawantahkan dalam kelompok sosial dengan tantangan
budaya atau tradisi tertentu.Pendapat ini juga dikemukakan oleh Zakiah Drajat,
yang menyatakan bahwa masyarakat secara sederhana diartikan sebagai kumpulan
individu dan kelompok yang diikat oleh kesatuan negara, kebudayaan dan
agama.Jadi dapat dipahami bahwa inti masyarakat adalah kumpulan besar individu
yang hidup dan bekerjasama dalam masa relative lama, sehingga individu-individu
tersebut dapat memenuhi kebutuhan mereka dan menyerap watak sosial.
Dalam
pendekatan pendidikan multikultural juga diperlukan kajian dasar terhadap
masyarakat. Secara garis besar dasar-dasar tentang masyarakat yang dimaksud
adalah sebagai berikut :
a. Masyarakat tidak ada dengan sendirinya. Masyarakat
adalah ekstensi yang hidup dinamis, dan selalu berkembang.
b. Masyarakat bergantung pada upaya setiap individu untuk
memenuhi kebutuhan melalui hubungan dengan individu lain yang berupaya memenuhi
kebutuhan masing-masing.
c. Individu-individu, dalam berinteraksi dan berupaya
bersama guna memenuhi kebutuhan, melakukan penataan terhadap upaya tersebut
dengan jalan apa yang disebut tentang sosial.
d. Setiap masyarakat bertanggung jawab atas pembentukan
pola tingkah laku antara individu dan komunitas yang membentuk masyarakat.
e. Pertumbuhan individu dalam komunitas, keterkaitan
dengannya, dan perkembangannya dalam bingkai yang menuntunnya untuk bertanggung
jawab terhadap tingkah lakunya.
2.4 SIKAP
KRITIS, TOLERANSI, DAN EMPATI SOSIAL
Terhadap
hubungan keanekaragaman dan perubahan budaya dalam menghadapi hubungan
keanekaragaman dan perubahan kebudayaan di masyarakat, dibutuhkan sikap yang
kritis, disertai toleransi dan empati social terhadap perbedaan-perbedaan
tersebut.
Berikut
ini adalah beberapa sikap kritis yang harus dikembangkan dalam masyarakat yang
beranekaragam, yaitu :
a.
Mengembangkan sikap saling
menghargai (toleransi) terhadap nilai-nilai dan norma sosial yang berbeda-beda
dari angota masyarakat yang kita temui, tidak mementingkan kelompok, ras,
etnik, atau kelompok agamanya sendiri dalam menyelenggarakan tugas-tugasnya.
b.
Meninggalkan sikap
primodialisme, terutama yang menjurus pada sikap etnosentrisme dan ekstrimisme
(berlebih-lebihan).
c.
Menegakkan supremasi hukum, artinya
bahwa suatu peraturan formal harus berlaku pada semua warga negara tanpa
memandang kedudukan sosial, ras, etnik dan agama yang mereka anut.
d.
Mengembangkan rasa nasionalisme
terutama melalui penghayatan wawasan berbangsa dan bernegara namun menghindarkan
sikap chauvimisme yang akan mengarah pada sikap ekstrim dan menutup diri akan
perbedaan kepentingan dengan masyarakat yang berada di negara-negara lain.
e.
Menyelesaikan semua konflik
dengan cara yang akomodatif melalui mediasi, kompromi, dan adjudikasi.
f.
Mengembangkan kesadaran sosial
dan menyadari peranan bagi setiap individu terutama para pemegang kekuasaan dan
penyelenggara kenegaraan secara formal.
2.5 JENIS-JENIS PENDEKATAN DALAM PEKERJAAN
SOSIAL
Dalam melakukan praktek pertolongan, pekerja sosial
memiliki berbagai pendekatan. Pendekatan ini tentunya dapat digunakan pekerja
sosial dalam memberikan pertolongan terhadap permasalahan multikultur yang terjadi. Pendekatan dalam pekerjaan social dimaksud, yaitu :
a. Pendekatan Sosiologis
1) Pendekatan Agama
Pendekatan ini bersifat individual; berhubungan dengan keyakinan
masing-masing terhadap ajaran agamanya. Melalui pendekatan agama diajarkan
bahwa masalah sosial akan timbul bila terjadi pelanggaran terhadap norma-norma agamanya. Pelanggaran
ini akan mendapat sanksi yang kadang sifatnya sangat abstrak dan sangat
tergantung kepada keyakinân para penganutnya.
Pendekatan ini lebih terasa keefektifannya
dalam kerangka preventifdengan cara penanaman nilai-nilai agama sejak dini dari
tiap keluárga dalam masyarakat.Penanaman nilai-nilai agama secara dini
diharapkan bisa menjadi benteng ataupun juga filter dalam menyaring pengaruh
negatif dari sekelilingnya yang pada gilirannya dapat mencegah terhadap
terjadinya masalah-masalah sosial.
2) Pendekatan Hukum
Pendekatan hukum dan pendekatan agama ada
kesamaan dalam segi historis, dalam arti pendekatan hukum dalam memandang
fenomena masalah sosial bisa bersumber pada pendekatan agama.Pendekatan hukum memandang
bahwa masalah sosial terjadi bila terjadi pelanggaran terhadap norma-norma
hukum dan untuk pelaku pelanggaran tersebut akan dikenakan sanksi yang jelas
yang mengacu pada peraturan atau norma yang sudah dikodifikasikan dan disahkan.
Pendekatan ini bisa bersifat preventif dalam
arti masalah sosial dapat dicegah melalui upaya sosialisasi norma-norma hukum
yang berlaku; maupun bersifat kuratif atau rehabilitatif dalam arti terhadap
pelaku pelanggar norma hukum akan diberikan sanksi tertentu dan diadakan
pembinaan agar dia tidak lagi melakukan pelanggaran-pelanggaran terhadap norma
hukum. Mereka yang berperan dalam pendekatan ini antara lain adalah para
penegak hukum maupun aparat pemerintah yang berwajib.
3) Pendekatan Jurnalistik
Pendekatan jurnalistik dimaksudkan sebagai
usaha penyebarluasan informasi yang berkaitan dengan masalah sosial melalui
tulisan-tulisan di media cetak. Pendekatan ini berusaha menyadarkan akan bahaya
dari masalah sosial yang sedang dan akan terjadi.
Mereka yang bisa berperan dalam pendekatan
ini selain para jurnalist, juga
orang-orang yang punya kompetensi dalam bidangnya dan punya kemampuan menulis
(penjelasan secara medis dari dokter tentang HIV/AIDS, penjelasan dari ahli
ilmu sosial tentang kemiskinan). Pendekatan ini dianggap cukup besar artinya
dan mempunyai jangkauan yang luas, baik dari segi penyebaran geografis maupun
kelompok sasaran.Sayangnya pendekatan ini hanya efektif bagi masyarakat yang
mempunyai budaya baca.
4) Pendekatan Seni
Pendekatan seni adalah suatu upaya yang
dilakukan para seniman (seni drama, musik, tari, lukis, sastra, dsb) untuk
membangun simpati kemanusiaan sehubungan dengan situasi sosial yang
bermasalah.Seniman seringkali memberikan kritiksosialnya terhadap pemerintahan
yang telah menyimpang dari tujuannya (banyaknya terjadi koruspsi, kolusi,
nepôtisme dan kebobrokan-kebobrokan
lain) melalui karya seninya.
Dalam
pendekatan ini harus memperhitungkan kelompok yang menjadi sasaran, misal
apabila yang jadi sasaran adalah anak muda, maka musik yang digunakan juga
musik yang sesuai dengan selera anak muda. Begitu juga dengan kesenian lainnya,
misalnya wayang cocok untuk digunakan pada masyarakat desa di Jawa, dst.
b. Pendekatan Lain
1) Pendekatan Ekologi
Yaitu suatu metode pendekatan yang yang
didasarkan atas konsep dan prinsip ekologi, dalam arti menelaah masalah sosial
sebagai hasil interrelasi antara masyarakat manusia dengan Iingkungannya pada suatu
ekosistem.Melalui pendekatan ekologi, pertumbuhan masyarakat manusia di
tempat-tempat tertentu, baik di perkotaan maupun di pedesaan dengan segala
aspeknya dipelajari dan dikaji pengaruhnya tehadap lingkungan setempat. Manusia
merupakan bagian dari alam, bukan penguasa alam oleh karena itu perbuatan
manusia yang serampangan tidak terencana yang menimbulkan ketimpangan
lingkungan akhirnya merugikan dan mengancam kehidupan ,manusia itu sendiri.
Aspek-aspek yang harus diungkapkan dari
komponen manusia pada pendekatan ekologi yaitu, aspek demografis, sosial
ekonomi, sosial budaya, sosial politik, sosial geografis, sosial historis dan
lainnyá yang berpengaruh terhadap perkembangan dan perubahan lingkungan
alam.Yang mendorong terjadinya masalah sosial pada ekosistem adalah bahwa
manusia berkecenderungan menyederhanakan keadaan unsur-unsur ekosistem
tersebut, sehingga menjadi labil dan mudah goncang.Paul R. Erlich et.al
mengemukakan bahwa manusia telah menjadi musuh bagi kompleks sistem ekologis
yang menyebabkan tidak stabilnya suatu ekosistem.
2) Pendekatan Pertumbuhan Eksponensial
Pendekatan pertumbuhan eksponensial yaitu pendekatan yang menyebutkan bahwa
pertumbuhan kuantitas dan kualitas suatu benda, unsur atau gejala dari suatu
tingkat ke tingkat berikutnya terjadi dengan kelipatan dua.Pendekatan ini
berlandaskan metodologi dinamika sistem yang merupakan suatu metodolôgi untuk
menganalisa kelakuan dan relasi komponen-komponen yang kompleks pada suatu
sistem. Kerangka kèrja dinamika sistem ini berdasarkan suatu model untuk
menyusun pemikiran interrelasi komponen-komponen pokok tertentu, serta untuk
mengetahui bagaimana komponen-komponen tadi saling mempengaruhi satu sama lain
dalam suatu sistem.
Pendekatan ini dapat digunakan untuk
mengadakan analisa sistem yang kompleks dan berubah serta tumbuh secara dinamik
terus menerus yang menyebabkan masalah sosial. Pada pendekatan pertumbuhan
eksponensial harus ditentukan dulu masalah yang akan dianalisa. Selanjutnya
diteliti unsur-unsur atau faktor-faktor atau komponen-komponen apa yang jadi
dasar penyebab masalah sosial tadi, kemudian dianalisa kaitan pertumbuhan satu
faktor dengan yang lainnya dan dianalisa pengaruh pertumbuhan faktor yang satu
dengan yang lainnya. Berdasarkan analisa pertumbuhan eksponensiàl, kita dapat
mengetahui komponen mana yang terlalu cepat atau lambat pertumbuhannya dalam
kerangka proses dinamikanya. Inilah yang menimbulkan ketidakseimbangan yang
kemudian menimbulkan masalah sosial.
3) Pendekatan Sistem
Pendekatan
sistem yaitu suatu pendekatan
yang yang menetapkan bahwa masalah sosial
sebagai suatu sistem. Pendekatan sistem dijiwai oleh faham
ekspansionisme dan cara berfikir sintetik.Ekspansionisme yaitu suatu doktrin
yang mempertahankan bahwa semua benda, peristiwa, dengan segala pengalamannya
merupakan bagian dari suatu kebulatan yang besar. Ekspansionisme merupakan cara
lain meninjau suatu benda atau peristiwa disamping faham reduksionisme yaitu
süatu doktrin yang mempertahankan bahwa semua benda dan peristiwa dengan segala
perbendaharaan dan pengalamannya terbentuk dari unsur-unsur yang merupakan
bagian-bagian yang tidak nampak.
Berfikir sintetik yang tidak dapat dipisahkan
dari faham ekspansionisme yaitu cara berfikir yang didasarkan pada proses
mental yang menjelaskan sesuatu dengan meninjaunya sebagai bagian dari sistem
yang luas serta menjelaskannya berdasarkan peranannya dalam sistem. Penerapan
cara berfikir sintetik yang diterapkan pada sistem masalah disebut pendekatan
sistem.Sistem yaitu suatu rangkaian gejala yang
dihubungkan satu sama lain oleh suatu proses umum. Dalam kehidupan sosial
manusia, tiap aspek kehidupan merupakan gejala yang berhubungan sàtu sama lain
membentuk satu sistem.
Segala aspek kehidupan sosial mànusia dengan
prosesnya yang terus berlangsung, merupakan suatu sistem kehidupan.Kedudukan
suatu sistem lebih tinggi daripada kedudukan bagian-bagian yang membentuknya.Kehidupan
sosial manusia atau masyarakat merupakan suatu sistem sebagai hasil interrelasi
dan interaksi manusia dengan segala aspek kehidupannya.Pada konsep sistem ini,
aspek kehidupan manusia di masyarakat, kita tetapkan sebagai komponen atau subsistemyang
membentruk sistem tadi. Aspek kehidupan biologis, budaya, ekonomi, politik,
psikololgis, dst, mérupakan subsistem yang berinterrelasi satu sama lain yang
membentuk sistem kehidupan manusia yang kompleks.
Pada pengkajian masalah sosial dengan menggunakan
pendekatan sistem, subsistem lingkungan tidak dapat diabaikan.Subsistem
lingkungan besar peranan dan perkaitannya dengan warna masalah sosial tadi.
Dalam hal ini proses berfikir sistem tidak memisahkan tiap langkah dan tiáp
aparat sebagai satu kebulatan pada pendekatan sistem. Pendekatan sistem secara
lugas, merupakan proses keseluruhan mulai dari penentuan subsistem, perencânaan
alat pengumpul data, pengumpulan data, analisa data sampai kepada penarikan
kesimpulan.
4) Pendekatan Interdisipliner, Pendekatan
Multidispliner
Karena subsistem masalah sosial banyak
jumlàhnya, kita harus menggunakan disiplin ilmu sosial yang juga lebih dari
satu.Pada pendekatan ini kita gunakan disiplin ilmu sosial yang sesuai dengan
jumlah subsistem masalah yang kita analisa dan kita kaji, disebut pendekatan
interdisipliner.Pada pendekatan ini, masalah sosial didekati, dianalisa dan
dikaji dari berbagai disiplin ilmu sosial secara serentak dalam waktu yang
sama. Masalah sosial yang kompléks diungkapkan dari
berbagai disiplin akademis seperti Sosiologi, Ekonomi, Antropologi, Politik,
Geografi, Psikologi, Sejarah dst, bahkan mungkin dari disiplin akademis diluar
ilmu sosial.
Pendekatan sistem dengan pendekatan
interdisipiner masalah sosial, tidak dapat dipisahkan satu samä lain.
Pendekatan sistem yang menggunakan disiplin akademis yang jamak, disebut
pendekatan interdisipliner.Sebaliknya pendekatan interdisipliner yang menetapkan
suatu masalah yang sedang didekati dan sedangdianalisa sebagai suatu sistem
disebut pendekatan sistem.Mengingat pendekatan sistem yang sekaligus juga
pendekatan interdisipliner yang menggunakan disiplin akademis yang
jamak.Pendekatan ini dapat pula disebut sebagai pendekatan multidisipliner.
Jadi, pendekatannya pada hakekatnya sama.
Ditinjau dari hakekatnya, pendekatan tadi tidak asing bagi manusia, karena
berdasarkan cara berfikir manusia yang multidimensional dalam mengevaluasi
suatu gejala atau masalah.Dalam mëngkaji masalah sosial yang kompleks melalui
pendekatan interdisipliner atau pendekatan sistem, perlu memiliki kemampuan
interdisipliner dan sistem.
2.6 ALTERNATIF
PEMECAHAN MASALAH MASYARAKAT MULTIKULTURAL
Beberapa alternatif pemecahan
masalah yang ditimbulkan oleh masyarakat multicultural, yaitu :
a. Asimilasi
Proses di mana seseorang meninggalkan
tradisi budaya mereka sendiri untuk menjadi dari bagian dari budaya yang
berbeda. Dengan demikian kelompok etnis yang berbeda secara bertahap dapat
mengadopsi budaya dan nilai-nilai yang ada dalam kelompok besar, sehingga
setelah beberapa generasi akan menjadi bagian dari masyarakat tersebut.
b. Self-regregation
Suatu kelompok etnis mengasingkan diri
dari dari kebudayaan mayoritas, sehingga interaksi antar kelompok sedikit
sekali, atau tidak terjadi. Sehingga potensi konflik menjadi kecil
c. Integrasi
Merupakan keadaan ketika kelompok-kelompok
etnik beradaptasi dan bersikap konformistis, terhadap kebudayaan mayoritas masyarakat,
tetapi dengan tetap mempertahankan kebudayaan mereka sendiri
d. Pluralisme
Suatu masyarakat di mana kelompok-kelompok
sub ordinat tidak harus mengorbankan gaya hidup dan tradisi mereka, bahkan
kebudayaan kelompok-kelompok tersebut memiliki pengaruh terhadap kebudayaan
masyarakat secara keseluruhan
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dalam menghilangkan konflik
karena meltikultural yang terjadi, maka pendidikan multikural memiliki andil
besar dalam mewujudkan dewasa ini.Dalam menyelenggarakan pendidikan
multicultural ini memiliki pendekatan pendekatan sehingga lebih mudah dalam
menyampaikannya.Selain itu, terhadap hubungan keanekaragaman dan perubahan
budaya dalam menghadapi hubungan keanekaragaman dan perubahan kebudayaan di masyarakat
juga dibutuhkan sikap yang kritis, disertai toleransi dan empati social
terhadap perbedaan-perbedaan tersebut.
Pekerjaan
social sebagai profesi pertolongan tentunya juga memiliki peran dalam mencapai
kedamaian oleh multikulural ini.Dalam dewasa ini, pekerjaan social dapat
menggunakan pendekatan, diantarnya pendekatan hukum, pendekatan agama,
pendekatan system, dan sebagainya.Selain itu seorang pekerja social juga dapat
mengupayakan asimilasi,
self-regregation, integrasi,
dan pluralisme.
3.2 SARAN
Bangsa
Indonesia yang terdiri dari bermacam-macam suku, agama, etnis dan budaya
memiliki potensi yang cukup besar akan mengalami konflik oleh karena
multikulturalisme dewasa ini. Sifat kedaerahan juga hal yang sering tampil ke
permukaan bangsa Indonesia.
Dalam mengupayakan kedamaian
dianataranya kemajemukan bangsa Indonesia ini, pekerja social dengan
pendekatan-pendekatan yang profesional memiliki andil yang cukup besar.Hal ini
juga membutuhkan kerjasama dari berbagai pihak, baik itu dari masyarakat dan tentunya
dari pemerintah. Dengan demikian masalah yang dapat ditimbulkan oleg
kemajemukan dapat diatasi.
DAFTAR PUSTAKA
Choirul Mahfud.
2006. Pendidikan Multikultural. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Hikmat Budiman
(ed). 2007. Hak Minoritas : Dilema Multikulturalisme di
Indonesia. Jakarta : Yayasan Interseksi.
Maslikhah.2007. Quo
Vadis Pendidikan Multikultur.Salatiga: STAIN Salatiga
Pressdan JP Books.
http://www.interseksi.org/publications/essays/articles
assalamualaikum wr, wb.KI saya: IBU SUMIATI dan SEKELUARGA mengucapkan banyak2 terimakasih kepada KI BAYU REKSO
BalasHapusatas angka togel yang diberikan "4D" alhamdulillah ternyata itu benar2 jebol dan berkat bantuan KI BAYU REKSO
saya bisa melunasi semua hutang2 orang tua saya yang ada di BANK dan bukan hanya itu KI alhamdulillah sekarang
saya sudah bisa bermodal sedikit untuk mencukupi kebutuhan keluarga saya sehari2. itu semua berkat bantuan KI
sekali lagi makasih banyak yah KI… yang ingin merubah nasib seperti saya
hubungi KI BAYU REKSO di nomor: (((085322013277)))
atau kunjungi webs kami di >>>>wwwramalantotosgphk.blogspot.com<<<<
APAKAH ANDA TERMASUK DALAM KATEGORI INI;
1:DILILIT HUTANG
2:SELALU KALAH DALAM BERMAIN TOGEL
3:BUTUH MODAL DALAM BUKA USAHA
4:PENGLARIS USAHA
5:BARANG BERHARGA ANDA SUDAH HABIS
BUAT JUDI TOGEL
ANDA SUDAH KEMANA MANA TAPI TIDAK MENDAPATKAN SOLUSINYA
Jangan Anda Putus Asa...Karna anda sudah berada di kata kata yang sangat tepat,
Kami akan membantu anda dengan angka ritual kami...
Anda cukup mengganti biaya ritual angka Nya saja
Jika Anda Menbutuhkan Angka Ghoib Hasil Ritual Dari "KI BAYU REKSO
2D,3D,4D Dijamin Tembus 100% Silahkan Hub :
KI BAYU REKSO DI;085322013277
Tapi ingat setelah anda succes dengan angka ritual kami..sisikan sedikit buat orang yang membutuhkan nya…!!!
Dan Untuk Bisa Mendapatkan semua Angka kami silahkan Anda klik di bawah ini
>>>>KLIK DISINI!<<<<
jika andah ingin menjadi member silahkan
Call / sms : 085322013277 terimah kasih...........?
kami sekeluarga tak lupa mengucapkan puji syukur kepada ALLAH S,W,T
Hapusdan terima kasih banyak kepada AKI atas nomor togel.nya yang AKI
berikan 4 angka <<< 9749 >>> alhamdulillah ternyata itu benar2 tembus AKI.
dan alhamdulillah sekarang saya bisa melunasi semua utan2 saya yang
ada sama tetangga.dan juga BANK BRI dan bukan hanya itu AKI. insya
allah saya akan coba untuk membuka usaha sendiri demi mencukupi
kebutuhan keluarga saya sehari-hari itu semua berkat bantuan AKI..
sekali lagi makasih banyak ya AKI… bagi saudara yang suka main togel
yang ingin merubah nasib seperti saya silahkan hubungi AKI SOLEH,,di no (((082-313-336-747)))
insya allah anda bisa seperti saya…menang togel 275
juta, wassalam.
dijamin 100% jebol saya sudah buktikan...sendiri....
Apakah anda termasuk dalam kategori di bawah ini !!!!
1"Dikejar-kejar hutang
2"Selaluh kalah dalam bermain togel
3"Barang berharga anda udah habis terjual Buat judi togel
4"Anda udah kemana-mana tapi tidak menghasilkan solusi yg tepat
5"Udah banyak Dukun togel yang kamu tempati minta angka jitunya
tapi tidak ada satupun yang berhasil..
Solusi yang tepat jangan anda putus asah....AKI SOLEH akan membantu
anda semua dengan Angka ritwal/GHOIB:
butuh angka togel 2D 3D 4D SGP / HKG / MALAYSIA / TOTO MAGNUM / dijamin
100% jebol
Apabila ada waktu
silahkan Hub: AKI SOLEH DI NO: (((082-313-336-747)))
KLIK DISINI-2D-3D-4D-5D-6D-
angka GHOIB: singapur 2D/3D/4D/
angka GHOIB: hongkong 2D/3D/4D/
angka GHOIB; malaysia
angka GHOIB; toto magnum 4D/5D/6D/
angka GHOIB; laos
..(`’•.¸(` ‘•. ¸* ¸.•’´)¸.•’´)..
«´ 082_313_336_747_ ¨`»
..(¸. •’´(¸.•’´ * `’•.¸)`’•.¸ )..