Senin, 28 Januari 2013

PENDEKATAN PEKERJAAAN SOSIAL DALAM MASYARAKAT MULTIKULTUR



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  LATAR BELAKANG
            Masyarakat Indonesia dikenal dengan masyarakatnya yang multietnis dan multi budaya/multi kultur, memiliki keunikan dan kekhasan masing-masing. Keragaman budaya tersebut dapat menjadi suatu hal yang positif bila dikelola dengan baik.Dengan tidak menafikan bahwa keragaman tersebut dapat pula menjadi sumber potensial terjadinya masalah sosial.tentunya bila tidak dikelola dengan baik.Oleh karenanya seorang pekerja sosial dituntut mampu memahami keragaman budaya yang menunjuk pada saling penghormatan dan menghargai perbedaan budaya dalam melaksanakan intervensinya.

1.2  TUJUAN
Ø Mengetahui dan memahami pengertian pekerjaan social dan masyarakat multikultur
Ø Mengetahui dan memahami pendidikan multicultural
Ø Mengetahui dan memahami pendekatan-pendekatan dalam melakukan pendidikan multicultural
Ø Mengetahui dan memahami cara mengembangkasikap kritis, toleransi, dan empati social dalam suatu masyarakat multikultur.
Ø Mengetahui dan memahami jenis-jenis pendekatan dalam praktek pertolongan pekerjaan social
Ø Mengetahui dan memahami alternatif pemecahan masalah yang ditimbulkan oleh masyarakat multicultural.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1  PENGERTIAN
a.   Pekerjaan Sosial
              Beberapa pengertian dari pekerjaan social menurut para ahli, diantaranya :
1)   Max Siporin : Pekerjaan social sebagai suatu metode institusi sosialuntuk membantu orang mencegah dan memecahkan masalah mereka serta untuk memperbaiki dan meningkat kan keberfungsian sosial mereka.
2)   Alen Pincus dan Anne Minahan :    Pekerjaan social berkepentingan dengan permasalahan interaksi antara orang dengan lingkungan sosialnya, sehingga mereka mampu melasanakan tugas-tugaskehidupan, mengurangi ketegangan, mewujudkan aspirasi dan nilai-nilai mereka.
3)   Charles Zastrow : Pekerjaan social merupakan kegiatan profesional untuk membantu individu-individu, kelompok-kelompok dan masyarakat guna meningkatkan atau memperbaiki kemampuan mereka dalam berfungsi sosial serta menciptakan kondisi masyarakat yang memungkinkan mereka mencapai tujuan.
4)   W. Friedlander dan Robert Z. Apte : Pekerjaan social merupakan suatu pelayanan profesional, yang prakteknya didasaran kepada pengetahuan dan ketrampilan ilmiah tentang relasi manusia, sehingga dapat membantu individu, kelompok, dan masyarakat mencapai kepuasan pribadi dan sosial serta kebebasan.
              Dari beberapa pengertian menurut para ahli diatas dapat diatarik kesimpulan :
1)   Pekejaan sosial merupakan kegiatan professional. Kegiatan tersebut berlandaskan kepada ilmu pengetahuan, ketrampilan, dan nilai-nilai ilmiah. Kegiatan pekejaan social merupakan kegiatan
ilmiah dan dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya.
2)   Pekerjaan sosial adalah kegiatan pertolongan.Orientasi pertolongan pekerjaan sosial dipusatkan kepada kepentingan orang-orang yang ditolong (klien), untuk kepentingan pemecahan masalah klien bukan kepentingan pekerja sosial.Pekerja sosial selalu bekerja sama dengan klien, dan menuntut adanya partisipasi aktif dari kliennya (perencanaan, pelaksanaan, pengevaluasian).
3)   Klien yang dibantu pekerja sosial adalah baik individu maupun kolektivitas (keluarga,klompok,organisasi dan masyarakat)yang tidak dapat berinteraksi dengan lingkungannya, sehingga tidak mampu berfungsi sosial. Pekerjaaan social menggunakan berbagai metode casework, social group work, community development, community organization, serta metode bantu
4)   Intervensi pekerjaan sosial diarahkan kepada klien dengan lingkungan sosialnya.
b.   Masyarakat Multikultur
              Beberapa pengertian masyarakat multikultur menurut para ahli, diantarnya :
1)   Furnival : Masyarakat multikultural merupakan masyarakat yang terdiri atas dua atau lebih komunitas (kelompok) yang secara kultural dan ekonomiterpisah-pisah serta memiliki struktur kelembagaan yang berbeda satu sama lain.
2)   Dr. Nasikun : Masyarakat majemuk merupakan suatu masyarakat yang menganut berbagai sistem nilai yang dianut oleh berbagai kesatuan sosial yang menjadi bagian-bagiannya adalah sedemikian rupa sehingga para anggota masyarakat kurang memiliki loyalitas terhadap masyarakat sebagai suatu keselutuhan, kurang memiliki homogenitas kebudayaan, atau bahkan kurang memiliki dasar-dasar untuk saling memahami satu sama lain.

2.2  PENDIDIKAN MULTIKULTURAL
            Pendidikan multikultural (Multicultural Education) merupakan respon terhadap perkembangan keragaman populasi sekolah, sebagaimana tuntutan persamaan hak bagi setiap kelompok.Dalam dimensi lain, pendidikan multikultural merupakan pengembangan kurikulum dan aktivitas pendidikan untuk memasuki berbagai pandangan, sejarah, prestasi dan perhatian terhadap orangorang non Eropa. Sedangkan secara luas, pendidikan multicultural itu mencakup seluruh siswa tanpa membedakan kelompok-kelompoknya seperti gender, etnic, ras, budaya, strata sosial dan agama.
            Menurut Tilaar bahwa dalam program pendidikan multikultural, fokus tidak lagi diarahkan semata-mata kepada kelompok rasial, agama dan kultural dominan atau mainstream. Fokus seperti ini pernah menjadi tekanan pada pendidikan interkultural yang menekankan peningkatan pemahaman dan toleransi individu-individu yang berasal dari kelompok minoritas terhadap budaya mainstream yang dominan, yang pada akhirnya menyebabkan orang-orang dari kelompok minoritas terintegrasi ke dalam masyarakat mainstream. Pendidikan multicultural sebenarnya merupakan sikap “peduli” dan mau mengerti (difference), atau politics of recognition (politik pengakuan terhadap orang-orang dari kelompokminoritas).

2.3  PENDEKATAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL
            Mendesain pendidikan multikultural dalam tatanan masyarakat yang penuh permasalahan antar kelompok, budaya, suku, dan lain sebagainya, seperti Indonesia mengandung tantangan yang tidak ringan.Pendidikan multicultural tidak hanya sebatas “merayakan keragaman”. Jika tatanan masyarakat yang ada masih penuh diskriminasi atau penindasan karena warna kulitnya, atau perbedaannya dari budaya yang dominan, akan berjalan dengan aman dan harmoni. dalam kondisi demikian, pendidikan multicultural lebih tepat diarahkan sebagai advokasi untuk menciptakan masyarakat yang toleran. Untuk mencapai sasaran tersebut, diperlukan sejumlah pendekatan.
            Ada beberapa pendekatan dalam proses pendidikan multicultural.
a.       Pertama, tidak lagi menyamakan pandangan pendidikan (education) dengan persekolahan (schooling), atau pendidikan multicultural dengan program-program sekolah formal. Pandangan yang lebih luas mengenai pendidikan sebagai tranmisi kebudayaan membebaskan pendidik dari asumsi keliru bahwa tanggung jawab primer mengembangkan kompetensi kebudayaan dikalangan anak didik semata-mata berada di tangan mereka; tapi justru semakin banyak pihak yang betanggung jawab, karena program-program sekolah seharusnya terkait dengan pembelajaran informal diluar sekolah.
b.      Kedua, menghindari pandangan yang menyamakan kebudayaan dengan kelompok etnik. Artinya, tidak perlu lagi mengasosiasikan kebudayaan sematamata dengan kelompok-kelompok etnik sebagaimana yang terjadi selama ini. Secara tradisional, para pendidik lebih mengasosiasikan kebudayaan dengan kelompok-kelompok sosial yang relatif self sufficient, ketimbang dengan sejumlah orang yang secara terus-menerus dan berulang-ulang terlibat satu sama lain dalam satu atau lebih kegiatan. Dalam konteks pendidikan multicultural, pendekatan ini diharapkan dapat mengilhami para penyusun program pendidikan multicultural untuk melenyapkan kecenderungan memandang anak didik secara stereotipe menurut identitas etnik mereka; sebaliknya mereka akan  meningkatkan eksplorasi pemahaman yang lebih besar mengenai kesamaan dan perbedaan dikalangan anak didik dari berbagai kelompok etnik.
c.       Ketiga, pengembangan kompetensi dalam suatu “kebudayaan baru” biasanya membutuhkan interaksi inisiatif dengan orang-orang yang sudah memiliki kompetensi. Pendidikan bagi pluralisme budaya dan pendidikan multikultural tidak dapat disamakan secara logis.
d.      Keempat, pendidikan multikultural meningkatkan kompetensi dalam beberapa kebudayaan. Kebudayaan mana yang akan diadopsi itu ditentukan oleh situasi dan kondisi secara proporsional.
e.       Kelima kemungkinan bahwa pendidikan (baik formalmaupun non formal) meningkatkan kesadaran tentang kompetensi dalambeberapa kebudayaan.
            Dikotomi semacam ini akan membatasi individu untuk sepenuhnya mengekspresikan diversitas kebudayaan. Pendekatan ini meningkatkan kesadaran akan multikulturalisme sebagai pengalaman normal manusia. Masyarakat adalah kumpulan masyarakat atau individu-individu yang terejawantahkan dalam kelompok sosial dengan tantangan budaya atau tradisi tertentu.Pendapat ini juga dikemukakan oleh Zakiah Drajat, yang menyatakan bahwa masyarakat secara sederhana diartikan sebagai kumpulan individu dan kelompok yang diikat oleh kesatuan negara, kebudayaan dan agama.Jadi dapat dipahami bahwa inti masyarakat adalah kumpulan besar individu yang hidup dan bekerjasama dalam masa relative lama, sehingga individu-individu tersebut dapat memenuhi kebutuhan mereka dan menyerap watak sosial.
            Dalam pendekatan pendidikan multikultural juga diperlukan kajian dasar terhadap masyarakat. Secara garis besar dasar-dasar tentang masyarakat yang dimaksud adalah sebagai berikut :
a.    Masyarakat tidak ada dengan sendirinya. Masyarakat adalah ekstensi yang hidup dinamis, dan selalu berkembang.
b.   Masyarakat bergantung pada upaya setiap individu untuk memenuhi kebutuhan melalui hubungan dengan individu lain yang berupaya memenuhi kebutuhan masing-masing.
c.    Individu-individu, dalam berinteraksi dan berupaya bersama guna memenuhi kebutuhan, melakukan penataan terhadap upaya tersebut dengan jalan apa yang disebut tentang sosial.
d.   Setiap masyarakat bertanggung jawab atas pembentukan pola tingkah laku antara individu dan komunitas yang membentuk masyarakat.
e.    Pertumbuhan individu dalam komunitas, keterkaitan dengannya, dan perkembangannya dalam bingkai yang menuntunnya untuk bertanggung jawab terhadap tingkah lakunya.

2.4  SIKAP KRITIS, TOLERANSI, DAN EMPATI SOSIAL
            Terhadap hubungan keanekaragaman dan perubahan budaya dalam menghadapi hubungan keanekaragaman dan perubahan kebudayaan di masyarakat, dibutuhkan sikap yang kritis, disertai toleransi dan empati social terhadap perbedaan-perbedaan tersebut.
            Berikut ini adalah beberapa sikap kritis yang harus dikembangkan dalam masyarakat yang beranekaragam, yaitu :
a.    Mengembangkan sikap saling menghargai (toleransi) terhadap nilai-nilai dan norma sosial yang berbeda-beda dari angota masyarakat yang kita temui, tidak mementingkan kelompok, ras, etnik, atau kelompok agamanya sendiri dalam menyelenggarakan tugas-tugasnya.
b.   Meninggalkan sikap primodialisme, terutama yang menjurus pada sikap etnosentrisme dan ekstrimisme (berlebih-lebihan).
c.    Menegakkan supremasi hukum, artinya bahwa suatu peraturan formal harus berlaku pada semua warga negara tanpa memandang kedudukan sosial, ras, etnik dan agama yang mereka anut.
d.   Mengembangkan rasa nasionalisme terutama melalui penghayatan wawasan berbangsa dan bernegara namun menghindarkan sikap chauvimisme yang akan mengarah pada sikap ekstrim dan menutup diri akan perbedaan kepentingan dengan masyarakat yang berada di negara-negara lain.
e.    Menyelesaikan semua konflik dengan cara yang akomodatif melalui mediasi, kompromi, dan adjudikasi.
f.    Mengembangkan kesadaran sosial dan menyadari peranan bagi setiap individu terutama para pemegang kekuasaan dan penyelenggara kenegaraan secara formal.

2.5  JENIS-JENIS PENDEKATAN DALAM PEKERJAAN SOSIAL
            Dalam melakukan praktek pertolongan, pekerja sosial memiliki berbagai pendekatan. Pendekatan ini tentunya dapat digunakan pekerja sosial dalam memberikan pertolongan terhadap permasalahan multikultur yang terjadi. Pendekatan dalam pekerjaan social dimaksud, yaitu :
a.    Pendekatan Sosiologis
1)   Pendekatan Agama
               Pendekatan ini bersifat individual; berhubungan dengan keyakinan masing-masing terhadap ajaran agamanya. Melalui pendekatan agama diajarkan bahwa masalah sosial akan timbul bila terjadi pelanggaran terhadap norma-norma agamanya. Pelanggaran ini akan mendapat sanksi yang kadang sifatnya sangat abstrak dan sangat tergantung kepada keyakinân para penganutnya.
               Pendekatan ini lebih terasa keefektifannya dalam kerangka preventifdengan cara penanaman nilai-nilai agama sejak dini dari tiap keluárga dalam masyarakat.Penanaman nilai-nilai agama secara dini diharapkan bisa menjadi benteng ataupun juga filter dalam menyaring pengaruh negatif dari sekelilingnya yang pada gilirannya dapat mencegah terhadap terjadinya masalah-masalah sosial.
2)   Pendekatan Hukum
               Pendekatan hukum dan pendekatan agama ada kesamaan dalam segi historis, dalam arti pendekatan hukum dalam memandang fenomena masalah sosial bisa bersumber pada pendekatan agama.Pendekatan hukum memandang bahwa masalah sosial terjadi bila terjadi pelanggaran terhadap norma-norma hukum dan untuk pelaku pelanggaran tersebut akan dikenakan sanksi yang jelas yang mengacu pada peraturan atau norma yang sudah dikodifikasikan dan disahkan.
               Pendekatan ini bisa bersifat preventif dalam arti masalah sosial dapat dicegah melalui upaya sosialisasi norma-norma hukum yang berlaku; maupun bersifat kuratif atau rehabilitatif dalam arti terhadap pelaku pelanggar norma hukum akan diberikan sanksi tertentu dan diadakan pembinaan agar dia tidak lagi melakukan pelanggaran-pelanggaran terhadap norma hukum. Mereka yang berperan dalam pendekatan ini antara lain adalah para penegak hukum maupun aparat pemerintah yang berwajib.
3)   Pendekatan Jurnalistik
               Pendekatan jurnalistik dimaksudkan sebagai usaha penyebarluasan informasi yang berkaitan dengan masalah sosial melalui tulisan-tulisan di media cetak. Pendekatan ini berusaha menyadarkan akan bahaya dari masalah sosial yang sedang dan akan terjadi.
               Mereka yang bisa berperan dalam pendekatan ini selain para jurnalist,  juga orang-orang yang punya kompetensi dalam bidangnya dan punya kemampuan menulis (penjelasan secara medis dari dokter tentang HIV/AIDS, penjelasan dari ahli ilmu sosial tentang kemiskinan). Pendekatan ini dianggap cukup besar artinya dan mempunyai jangkauan yang luas, baik dari segi penyebaran geografis maupun kelompok sasaran.Sayangnya pendekatan ini hanya efektif bagi masyarakat yang mempunyai budaya baca.
4)   Pendekatan Seni
               Pendekatan seni adalah suatu upaya yang dilakukan para seniman (seni drama, musik, tari, lukis, sastra, dsb) untuk membangun simpati kemanusiaan sehubungan dengan situasi sosial yang bermasalah.Seniman seringkali memberikan kritiksosialnya terhadap pemerintahan yang telah menyimpang dari tujuannya (banyaknya terjadi koruspsi, kolusi, nepôtisme dan kebobrokan-kebobrokan lain) melalui karya seninya.
               Dalam pendekatan ini harus memperhitungkan kelompok yang menjadi sasaran, misal apabila yang jadi sasaran adalah anak muda, maka musik yang digunakan juga musik yang sesuai dengan selera anak muda. Begitu juga dengan kesenian lainnya, misalnya wayang cocok untuk digunakan pada masyarakat desa di Jawa, dst.
b.   Pendekatan Lain
1)   Pendekatan Ekologi
               Yaitu suatu metode pendekatan yang yang didasarkan atas konsep dan prinsip ekologi, dalam arti menelaah masalah sosial sebagai hasil interrelasi antara masyarakat manusia dengan Iingkungannya pada suatu ekosistem.Melalui pendekatan ekologi, pertumbuhan masyarakat manusia di tempat-tempat tertentu, baik di perkotaan maupun di pedesaan dengan segala aspeknya dipelajari dan dikaji pengaruhnya tehadap lingkungan setempat. Manusia merupakan bagian dari alam, bukan penguasa alam oleh karena itu perbuatan manusia yang serampangan tidak terencana yang menimbulkan ketimpangan lingkungan akhirnya merugikan dan mengancam kehidupan ,manusia itu sendiri.
               Aspek-aspek yang harus diungkapkan dari komponen manusia pada pendekatan ekologi yaitu, aspek demografis, sosial ekonomi, sosial budaya, sosial politik, sosial geografis, sosial historis dan lainnyá yang berpengaruh terhadap perkembangan dan perubahan lingkungan alam.Yang mendorong terjadinya masalah sosial pada ekosistem adalah bahwa manusia berkecenderungan menyederhanakan keadaan unsur-unsur ekosistem tersebut, sehingga menjadi labil dan mudah goncang.Paul R. Erlich et.al mengemukakan bahwa manusia telah menjadi musuh bagi kompleks sistem ekologis yang menyebabkan tidak stabilnya suatu ekosistem.
2)   Pendekatan Pertumbuhan Eksponensial
               Pendekatan pertumbuhan eksponensial yaitu pendekatan yang menyebutkan bahwa pertumbuhan kuantitas dan kualitas suatu benda, unsur atau gejala dari suatu tingkat ke tingkat berikutnya terjadi dengan kelipatan dua.Pendekatan ini berlandaskan metodologi dinamika sistem yang merupakan suatu metodolôgi untuk menganalisa kelakuan dan relasi komponen-komponen yang kompleks pada suatu sistem. Kerangka kèrja dinamika sistem ini berdasarkan suatu model untuk menyusun pemikiran interrelasi komponen-komponen pokok tertentu, serta untuk mengetahui bagaimana komponen-komponen tadi saling mempengaruhi satu sama lain dalam suatu sistem.
               Pendekatan ini dapat digunakan untuk mengadakan analisa sistem yang kompleks dan berubah serta tumbuh secara dinamik terus menerus yang menyebabkan masalah sosial. Pada pendekatan pertumbuhan eksponensial harus ditentukan dulu masalah yang akan dianalisa. Selanjutnya diteliti unsur-unsur atau faktor-faktor atau komponen-komponen apa yang jadi dasar penyebab masalah sosial tadi, kemudian dianalisa kaitan pertumbuhan satu faktor dengan yang lainnya dan dianalisa pengaruh pertumbuhan faktor yang satu dengan yang lainnya. Berdasarkan analisa pertumbuhan eksponensiàl, kita dapat mengetahui komponen mana yang terlalu cepat atau lambat pertumbuhannya dalam kerangka proses dinamikanya. Inilah yang menimbulkan ketidakseimbangan yang kemudian menimbulkan masalah sosial.
3)   Pendekatan Sistem
               Pendekatan sistem yaitu suatu pendekatan yang yang menetapkan bahwa masalah sosial  sebagai suatu sistem. Pendekatan sistem dijiwai oleh faham ekspansionisme dan cara berfikir sintetik.Ekspansionisme yaitu suatu doktrin yang mempertahankan bahwa semua benda, peristiwa, dengan segala pengalamannya merupakan bagian dari suatu kebulatan yang besar. Ekspansionisme merupakan cara lain meninjau suatu benda atau peristiwa disamping faham reduksionisme yaitu süatu doktrin yang mempertahankan bahwa semua benda dan peristiwa dengan segala perbendaharaan dan pengalamannya terbentuk dari unsur-unsur yang merupakan bagian-bagian yang tidak nampak.
               Berfikir sintetik yang tidak dapat dipisahkan dari faham ekspansionisme yaitu cara berfikir yang didasarkan pada proses mental yang menjelaskan sesuatu dengan meninjaunya sebagai bagian dari sistem yang luas serta menjelaskannya berdasarkan peranannya dalam sistem. Penerapan cara berfikir sintetik yang diterapkan pada sistem masalah disebut pendekatan sistem.Sistem yaitu suatu rangkaian gejala yang dihubungkan satu sama lain oleh suatu proses umum. Dalam kehidupan sosial manusia, tiap aspek kehidupan merupakan gejala yang berhubungan sàtu sama lain membentuk satu sistem.
               Segala aspek kehidupan sosial mànusia dengan prosesnya yang terus berlangsung, merupakan suatu sistem kehidupan.Kedudukan suatu sistem lebih tinggi daripada kedudukan bagian-bagian yang membentuknya.Kehidupan sosial manusia atau masyarakat merupakan suatu sistem sebagai hasil interrelasi dan interaksi manusia dengan segala aspek kehidupannya.Pada konsep sistem ini, aspek kehidupan manusia di masyarakat, kita tetapkan sebagai komponen atau subsistemyang membentruk sistem tadi. Aspek kehidupan biologis, budaya, ekonomi, politik, psikololgis, dst, mérupakan subsistem yang berinterrelasi satu sama lain yang membentuk sistem kehidupan manusia yang kompleks.
               Pada pengkajian masalah sosial dengan menggunakan pendekatan sistem, subsistem lingkungan tidak dapat diabaikan.Subsistem lingkungan besar peranan dan perkaitannya dengan warna masalah sosial tadi. Dalam hal ini proses berfikir sistem tidak memisahkan tiap langkah dan tiáp aparat sebagai satu kebulatan pada pendekatan sistem. Pendekatan sistem secara lugas, merupakan proses keseluruhan mulai dari penentuan subsistem, perencânaan alat pengumpul data, pengumpulan data, analisa data sampai kepada penarikan kesimpulan.
4)   Pendekatan Interdisipliner, Pendekatan Multidispliner
               Karena subsistem masalah sosial banyak jumlàhnya, kita harus menggunakan disiplin ilmu sosial yang juga lebih dari satu.Pada pendekatan ini kita gunakan disiplin ilmu sosial yang sesuai dengan jumlah subsistem masalah yang kita analisa dan kita kaji, disebut pendekatan interdisipliner.Pada pendekatan ini, masalah sosial didekati, dianalisa dan dikaji dari berbagai disiplin ilmu sosial secara serentak dalam waktu yang sama. Masalah sosial yang kompléks diungkapkan dari berbagai disiplin akademis seperti Sosiologi, Ekonomi, Antropologi, Politik, Geografi, Psikologi, Sejarah dst, bahkan mungkin dari disiplin akademis diluar ilmu sosial.
               Pendekatan sistem dengan pendekatan interdisipiner masalah sosial, tidak dapat dipisahkan satu samä lain. Pendekatan sistem yang menggunakan disiplin akademis yang jamak, disebut pendekatan interdisipliner.Sebaliknya pendekatan interdisipliner yang menetapkan suatu masalah yang sedang didekati dan sedangdianalisa sebagai suatu sistem disebut pendekatan sistem.Mengingat pendekatan sistem yang sekaligus juga pendekatan interdisipliner yang menggunakan disiplin akademis yang jamak.Pendekatan ini dapat pula disebut sebagai pendekatan multidisipliner.
               Jadi, pendekatannya pada hakekatnya sama. Ditinjau dari hakekatnya, pendekatan tadi tidak asing bagi manusia, karena berdasarkan cara berfikir manusia yang multidimensional dalam mengevaluasi suatu gejala atau masalah.Dalam mëngkaji masalah sosial yang kompleks melalui pendekatan interdisipliner atau pendekatan sistem, perlu memiliki kemampuan interdisipliner dan sistem.

2.6  ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH MASYARAKAT MULTIKULTURAL
            Beberapa alternatif pemecahan masalah yang ditimbulkan oleh masyarakat multicultural, yaitu :
a.    Asimilasi
Proses di mana seseorang meninggalkan tradisi budaya mereka sendiri untuk menjadi dari bagian dari budaya yang berbeda. Dengan demikian kelompok etnis yang berbeda secara bertahap dapat mengadopsi budaya dan nilai-nilai yang ada dalam kelompok besar, sehingga setelah beberapa generasi akan menjadi bagian dari masyarakat tersebut.
b.   Self-regregation
Suatu kelompok etnis mengasingkan diri dari dari kebudayaan mayoritas, sehingga interaksi antar kelompok sedikit sekali, atau tidak terjadi. Sehingga potensi konflik menjadi kecil
c.    Integrasi
Merupakan keadaan ketika kelompok-kelompok etnik beradaptasi dan bersikap konformistis, terhadap kebudayaan mayoritas masyarakat, tetapi dengan tetap mempertahankan kebudayaan mereka sendiri
d.   Pluralisme
Suatu masyarakat di mana kelompok-kelompok sub ordinat tidak harus mengorbankan gaya hidup dan tradisi mereka, bahkan kebudayaan kelompok-kelompok tersebut memiliki pengaruh terhadap kebudayaan masyarakat secara keseluruhan


BAB III
PENUTUP

3.1  KESIMPULAN
                  Dalam menghilangkan konflik karena meltikultural yang terjadi, maka pendidikan multikural memiliki andil besar dalam mewujudkan dewasa ini.Dalam menyelenggarakan pendidikan multicultural ini memiliki pendekatan pendekatan sehingga lebih mudah dalam menyampaikannya.Selain itu, terhadap hubungan keanekaragaman dan perubahan budaya dalam menghadapi hubungan keanekaragaman dan perubahan kebudayaan di masyarakat juga dibutuhkan sikap yang kritis, disertai toleransi dan empati social terhadap perbedaan-perbedaan tersebut.
            Pekerjaan social sebagai profesi pertolongan tentunya juga memiliki peran dalam mencapai kedamaian oleh multikulural ini.Dalam dewasa ini, pekerjaan social dapat menggunakan pendekatan, diantarnya pendekatan hukum, pendekatan agama, pendekatan system, dan sebagainya.Selain itu seorang pekerja social juga dapat mengupayakan asimilasi, self-regregation, integrasi, dan pluralisme.

3.2  SARAN
                  Bangsa Indonesia yang terdiri dari bermacam-macam suku, agama, etnis dan budaya memiliki potensi yang cukup besar akan mengalami konflik oleh karena multikulturalisme dewasa ini. Sifat kedaerahan juga hal yang sering tampil ke permukaan bangsa Indonesia.
                  Dalam mengupayakan kedamaian dianataranya kemajemukan bangsa Indonesia ini, pekerja social dengan pendekatan-pendekatan yang profesional memiliki andil yang cukup besar.Hal ini juga membutuhkan kerjasama dari berbagai pihak, baik itu dari masyarakat dan tentunya dari pemerintah. Dengan demikian masalah yang dapat ditimbulkan oleg kemajemukan dapat diatasi.



DAFTAR PUSTAKA

Choirul Mahfud. 2006. Pendidikan Multikultural. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Hikmat Budiman (ed). 2007. Hak Minoritas : Dilema Multikulturalisme di
            Indonesia. Jakarta : Yayasan Interseksi.
Maslikhah.2007. Quo Vadis Pendidikan Multikultur.Salatiga: STAIN Salatiga
            Pressdan JP Books.
http://www.interseksi.org/publications/essays/articles

2 komentar:

  1. assalamualaikum wr, wb.KI saya: IBU SUMIATI dan SEKELUARGA mengucapkan banyak2 terimakasih kepada KI BAYU REKSO
    atas angka togel yang diberikan "4D" alhamdulillah ternyata itu benar2 jebol dan berkat bantuan KI BAYU REKSO
    saya bisa melunasi semua hutang2 orang tua saya yang ada di BANK dan bukan hanya itu KI alhamdulillah sekarang
    saya sudah bisa bermodal sedikit untuk mencukupi kebutuhan keluarga saya sehari2. itu semua berkat bantuan KI
    sekali lagi makasih banyak yah KI… yang ingin merubah nasib seperti saya
    hubungi KI BAYU REKSO di nomor: (((085322013277)))
    atau kunjungi webs kami di >>>>wwwramalantotosgphk.blogspot.com<<<<

    APAKAH ANDA TERMASUK DALAM KATEGORI INI;
    1:DILILIT HUTANG
    2:SELALU KALAH DALAM BERMAIN TOGEL
    3:BUTUH MODAL DALAM BUKA USAHA
    4:PENGLARIS USAHA
    5:BARANG BERHARGA ANDA SUDAH HABIS
    BUAT JUDI TOGEL
    ANDA SUDAH KEMANA MANA TAPI TIDAK MENDAPATKAN SOLUSINYA

    Jangan Anda Putus Asa...Karna anda sudah berada di kata kata yang sangat tepat,
    Kami akan membantu anda dengan angka ritual kami...
    Anda cukup mengganti biaya ritual angka Nya saja
    Jika Anda Menbutuhkan Angka Ghoib Hasil Ritual Dari "KI BAYU REKSO
    2D,3D,4D Dijamin Tembus 100% Silahkan Hub :
    KI BAYU REKSO DI;085322013277
    Tapi ingat setelah anda succes dengan angka ritual kami..sisikan sedikit buat orang yang membutuhkan nya…!!!
    Dan Untuk Bisa Mendapatkan semua Angka kami silahkan Anda klik di bawah ini
    >>>>KLIK DISINI!<<<<
    jika andah ingin menjadi member silahkan
    Call / sms : 085322013277 terimah kasih...........?

    BalasHapus
    Balasan
    1. kami sekeluarga tak lupa mengucapkan puji syukur kepada ALLAH S,W,T
      dan terima kasih banyak kepada AKI atas nomor togel.nya yang AKI
      berikan 4 angka <<< 9749 >>> alhamdulillah ternyata itu benar2 tembus AKI.
      dan alhamdulillah sekarang saya bisa melunasi semua utan2 saya yang
      ada sama tetangga.dan juga BANK BRI dan bukan hanya itu AKI. insya
      allah saya akan coba untuk membuka usaha sendiri demi mencukupi
      kebutuhan keluarga saya sehari-hari itu semua berkat bantuan AKI..
      sekali lagi makasih banyak ya AKI… bagi saudara yang suka main togel
      yang ingin merubah nasib seperti saya silahkan hubungi AKI SOLEH,,di no (((082-313-336-747)))
      insya allah anda bisa seperti saya…menang togel 275
      juta, wassalam.


      dijamin 100% jebol saya sudah buktikan...sendiri....







      Apakah anda termasuk dalam kategori di bawah ini !!!!


      1"Dikejar-kejar hutang

      2"Selaluh kalah dalam bermain togel

      3"Barang berharga anda udah habis terjual Buat judi togel


      4"Anda udah kemana-mana tapi tidak menghasilkan solusi yg tepat


      5"Udah banyak Dukun togel yang kamu tempati minta angka jitunya
      tapi tidak ada satupun yang berhasil..







      Solusi yang tepat jangan anda putus asah....AKI SOLEH akan membantu
      anda semua dengan Angka ritwal/GHOIB:
      butuh angka togel 2D 3D 4D SGP / HKG / MALAYSIA / TOTO MAGNUM / dijamin
      100% jebol
      Apabila ada waktu
      silahkan Hub: AKI SOLEH DI NO: (((082-313-336-747)))






      KLIK DISINI-2D-3D-4D-5D-6D-




      angka GHOIB: singapur 2D/3D/4D/



      angka GHOIB: hongkong 2D/3D/4D/



      angka GHOIB; malaysia



      angka GHOIB; toto magnum 4D/5D/6D/



      angka GHOIB; laos











      ..(`’•.¸(` ‘•. ¸* ¸.•’´)¸.•’´)..
      «´ 082_313_336_747_ ¨`»
      ..(¸. •’´(¸.•’´ * `’•.¸)`’•.¸ )..




      Hapus