a.
Pengertian
Komunitas
Loomis dan Beegle
(dalam Iskandar, 1995: 20)
mendefinisikan komunitas (masyarakat) sebagai suatu sistem sosial yang mencakup
suatu kesatuan wilayah dimana para anggotanya melaksanakan berbagai aktivitas
sehari-hari yang diperlukan dalam rangka memenuhi kebutuhan bersama.
Horton dan Hunt (dalam
Iskandar, 1995: 20)
mendefinisikan komunitas adalah sebagai suatu kelompok setempat dimana orang
melaksanakan segenap aktivitas kehidupan. Istilah komunitas juga digunakan
untuk menyebutkan “dusun”dan “desa kecil” yang hanya memiliki sejumlah kecil
rumah. Pada dasarnya, secara geografis
para ahli sosiologis mengelompokkan komunitas kedalam komunitas desa (rural)
dan komunitas kota (urban). Faktor penting yang membedakan komunitas desa
dengan komunitas kota adalah kondisi fisik dan sosial desa, berbeda dengan
kondisi fisik dan sosial kota.
Jadi, keperibadian dan kelakuan (perilaku) masyarakat desa dengan masyarakat
kota berbeda.
Sebagai suatu
sistem sosial, komunitas memiliki sejumlah unsur-unsur dasar, yang menurut
pandangan Loomis dan Beegle (dalam Iskandar, 1995: 21)
mencakup hal-hal sebagai berikut : tujuan, norma-norma, peranan status,
kekuasaan, peringkat sosial, sanksi, batas kewilayahan dan keintiman, pola-pola
spasial umum dan pusat-pusat pelayanan kecil.
b.
Struktur Komunitas
Struktur komunitas dibedakan menjadi:
1)
Struktur fisik
Struktur fisik suatu komunitas tampak
apabila komunitas tersebut diamati
b) Struktur Biologi
Struktur biologi komunitas meliputi
komposisi spesies, kelimpahan individu dalam spesies, perubahan temporal dalam
komunitas, hubungan antara spesies dalam suatu komunitas. Struktur biologi
dalam komunitas sebagian tergantung pada struktur fisik.
c. Proses Komunitas
Pertumbuhan komunitas merupakan proses
perubahan baik secara alami maupun buatan yang terjadi dalam suatu komunitas
atau ekosistem menuju kearah yang stabil (seimbang). Proses perubahan dalam
ekosistem tersebut dinamakan suksesi. Suksesi yaitu proses perubahan dalam
komunitas/ ekosistem yang berlangsung menuju ke satu arah secara teratur
(sedikit demi sedikit dalam waktu tertentu), sampai terbentuk komunitas baru
yang berbeda dengan komunitas semula (asal). Proses suksesi berakhir dengan menghasilkan komunitas yang klimaks (stabil /
seimbang).
Ciri
komunitas klimaks antara lain :
1)
Lingkungan / komunitas yang stabil (tidak
terjdi gangguan / Homeostatis)
2)
Terdapat keanekaragaman jenis yang tinggi
3)
Banyak species yang mampu beradaptasi
4)
Terjadi keseimbangan ekosistem (equilibrium)
d. Ciri-ciri
Komunitas Khususnya Desa
Menurut
Horton dan Hunt (dalam Iskandar, 1995: 22)
ciri-ciri tradisional kehidupan desa adalah: isolasi, homogenitas, pertanian
dan ekonomi substansi.
1)
Isolasi
Pada sebagian besar komunitas desa
terdapat pemukiman penduduk yang terpencil. Mungkin dari segi produksi hal ini
efisien, namun dari segi sosial dapat bersifat memisahkan diri.
Kelompok-kelompok setempat bukan saja terpisah dari kelompok lainnya tetapi seringkali
keluarga satupun terpisah dengan keluarga lainnya.
2)
Homogenitas
Anggota-anggota komunitas desa, pada
umumnya memiliki latar belakang etnik dan budaya yang homogen. Anggota
komunitas yang berasal dari suatu wilayah dan distrik tertentu,cendrung mengelompokkan
diri kedalam suatu kelompok yang sama. Homogenitas tersebut, yang disertai
isolasi dari pemukiman yang lain, telah mempertebal konservatisme,
tradisionalisme dan etnosentrisme pada sebagian besar komunitas desa.
3)
Pertanian
Hampir semua warga komunitas desa
bermata pencaharian dalam lapangan pertanian (tanaman pangan, perkebunan,
perambah hasil hutan, dan lain-lainnya).
4)
Ekonomi substansi
Masyarakat desa masih terbelenggu
oleh lilitan kemiskinan yang bersifat struktural. Hal ini erat hubungannya
dengan sempitnya lahan pertanian yang mereka miliki, jumlah anak yang relatif
besar, teknologi pertanian yang masih sederhana yang mengakibatkan rendahnya
produktivitas hasil pertanian mereka, terbatasnya permodalan untuk usaha tani,
dan terjadinya ketimpangan dalam mekanisme pasar, serta semakin terbatasnya
kesempatan kerja di sektor pertanian.
e.
Aset-Aset Komunitas
Dalam suatu komunitas pasti mempunyai aset yang merupakan kekayaan dari
komunitas tersebut. Aset komunitas yang melekat dalam masyarakat adalah sebagai
berikut:
1) Modal Fisik
Modal fisik merupakan salah satu modal dasar yang
terdapat dalam setiap masyarakat, baik itu masyarakat yang hidup secara
tradisional maupun masyarakat yang hidup secara modern. Green dan Hines
(2002:113) melihat 2 (dua) kelompok utama dari modal fisik yaitu bangunan dan
insfrastruktur.Bangunan yang dimaksud disini dapat berupa rumah, perkantoran,
pertokoan, gedung perniagaan, dan sebagainya. Sementara itu insfrastruktur
dapat berupa jalan raya, jembatan, jalan kereta api, sarana pembuangan limbah,
sarana air bersih, jaringan telpon dan sebagainya.
2) Modal Finansial
Modal finansial adalah dukungan keuangan yang dimiliki
suatu komunitas yang dapat digunakan untuk membiayai proses pembangunan yang
diadakan dalam komunitas tersebut. Salah satu indikator yang menggambarkan
modal keuangan masyarakat adalah dengan melihat banyaknya penduduk yang berada
di bawah garis kemiskinan.
3) Modal lingkungan
Modal lingkungan dapat juga berupa potensi yang belum
diolah dan mempunyai nilai ekonomi yang tinggi, serta mempunyai nilai yang
tinggi dalam upaya pelestarian alam dan juga kenyamanan hidup.
4) Modal Teknologi
Modal teknologi dapat dimanfaatkan oleh suatu
komunitas. Keberadaan teknologi dalam suatu komunitas tidaklah selalu berarti
teknologi yang canggih dan kompleks seperti apa yang dikembangkan di berbagai
negara yang berkembang.Modal teknologi yang dimaksud terkait dengan
ketersediaan teknologi tepat guna yang bermanfaat untuk masyarakat, dan bukan
sekedar teknologi digital yang canggih seperti komputer, akan tetapi belum
tentu bermanfaat bagi masyarakat tersebut.
5) Modal Manusia
Kekuatan masyarakat yang menjadi titik tolak
berkembangnya suatu negara tidak dapat diragukan lagi terkait dengan unsur
manusia yang menjadi modal dasar pembangunan mereka. Modal manusia berbicara
mengenai sumber daya manusia yang berkualitas sehingga dapat menguasaiteknologi
yang bermanfaat bagi masyarakat, baik itu teknologi yang sederhana maupun
teknologi yang canggih.
Letak modal manusia memainkan peranan penting dalam suatu
proses pembangunan. “The man behind the
gun” menjadi unsur yang penting dibandingkan “the gun” itu sendiri. Tanpa adanya unsur manusia yang memiliki
kemampuan yang memadai, mesin ataupun teknologi yang ada menjadi tidak berguna.
Terkait dengan upaya menyiapkan manusia yang berdaya dan
berkemampuan untuk mengendalikan teknologi yang ada, unsur pendidikan memainkan
peranan penting dalam menyiapkan modal manusia yang ada di suatu komunitas.
6) Modal Sosial
Modal sosial adalah norma dan aturan yang mengikat warga
masyarakat yang berada di dalamnya, dan mengatur pola perilaku warga, juga
unsur kepercayaan (trust) dan
jaringan (networking) antar warga
masyarakat ataupun kelompok masyarakat. Norma dan aturan yang ada juga mengatur
perilaku individu baik dalam perilaku ke dalam (internal kelompok) maupun
perilaku ke luar (eksternal, hubungan dengan kelompok masyarakat yang lain).
Terkait dengan perilaku warga masyarakat di
dalam dan antar kelompok, Aiyar (dalam Harris, 2001:11) mengemukakan tiga bentuk modal sosial, yaitu :
a)
Bonding capital yang merupakan modal sosial yang mengikat anggota masyarakat dalam satu kelompok
tertentu.
b)
Bridging capital yang merupakan salah satu bentuk modal sosial
yang menghubungkan warga masyarakat dari kelompok sosial yang berbeda.
c)
Linking capital yang merupakan suatu ikatan antara kelompok
warga masyarakat yang lemah dan kurang berdaya, dengan kelompok warga
masyarakat yang lebih berdaya (powerful
people), misalnya bank, polisi, dinas pertanian, dsb.
7) Modal Spiritual
Pembangunan di level komunitas, seperti
dengan pembangunan kesejahteraan sosial, pada dasarnya bukanlah pembangunan
yang bebas nilai (value-free). Hal
seperti ini juga terjadi pada pembangunan sosial, dimana pembangunan sosial itu
sendiri bukanlah pembangunan yang bebas nilai, tetapi lebih merupakan
pembangunan yang mempunyai tolak ukur nilai tertentu (golden standard= standar acuan),
yang antara lain tergantung dari ‘aliran’dari para elite yang menjadi para
pelaku perubahan (change agents).
Peran modal spiritual dalam proses pembangunan sosial, pengembangan dan
pemberdayaan masyarakat meliputi beberapa fungsi, antara lain untuk:
a) Meningkatkan
etos kerja dan memberikan daya dorong atau semangat (drive) yang positif dalam melakukan pembangunan.
b)
Memberikan
jiwa dalam upaya pemberian bantuan.
c)
Memberikan
arah dalam pembangunan.
dafter pustakanya kok tidak ada??
BalasHapus