Kamis, 16 Februari 2017

Komunitas: Ciri Komunitas dan Aset Komunitas



a.        Pengertian Komunitas
Loomis dan Beegle (dalam Iskandar, 1995: 20) mendefinisikan komunitas (masyarakat) sebagai suatu sistem sosial yang mencakup suatu kesatuan wilayah dimana para anggotanya melaksanakan berbagai aktivitas sehari-hari yang diperlukan dalam rangka memenuhi kebutuhan bersama.
Horton dan Hunt (dalam Iskandar, 1995: 20) mendefinisikan komunitas adalah sebagai suatu kelompok setempat dimana orang melaksanakan segenap aktivitas kehidupan. Istilah komunitas juga digunakan untuk menyebutkan “dusun”dan “desa kecil” yang hanya memiliki sejumlah kecil rumah. Pada dasarnya,  secara geografis para ahli sosiologis mengelompokkan komunitas kedalam komunitas desa (rural) dan komunitas kota (urban). Faktor penting yang membedakan komunitas desa dengan komunitas kota adalah kondisi fisik dan sosial desa, berbeda dengan kondisi fisik dan sosial kota. Jadi,  keperibadian dan kelakuan (perilaku) masyarakat desa dengan masyarakat kota berbeda.
Sebagai suatu sistem sosial, komunitas memiliki sejumlah unsur-unsur dasar, yang menurut pandangan Loomis dan Beegle (dalam Iskandar, 1995: 21)  mencakup hal-hal sebagai berikut : tujuan, norma-norma, peranan status, kekuasaan, peringkat sosial, sanksi, batas kewilayahan dan keintiman, pola-pola spasial umum dan pusat-pusat pelayanan kecil.
b.        Struktur Komunitas
Struktur komunitas dibedakan menjadi:
1)       Struktur fisik
Struktur fisik suatu komunitas tampak apabila komunitas tersebut diamati
b)    Struktur Biologi
Struktur biologi komunitas meliputi komposisi spesies, kelimpahan individu dalam spesies, perubahan temporal dalam komunitas, hubungan antara spesies dalam suatu komunitas. Struktur biologi dalam komunitas sebagian tergantung pada struktur fisik.
c. Proses Komunitas
      Pertumbuhan komunitas merupakan proses perubahan baik secara alami maupun buatan yang terjadi dalam suatu komunitas atau ekosistem menuju kearah yang stabil (seimbang). Proses perubahan dalam ekosistem tersebut dinamakan suksesi. Suksesi yaitu proses perubahan dalam komunitas/ ekosistem yang berlangsung menuju ke satu arah secara teratur (sedikit demi sedikit dalam waktu tertentu), sampai terbentuk komunitas baru yang berbeda dengan komunitas semula (asal). Proses suksesi berakhir dengan  menghasilkan komunitas yang klimaks (stabil / seimbang).
Ciri komunitas klimaks antara lain :
1)      Lingkungan / komunitas yang stabil (tidak terjdi gangguan / Homeostatis)
2)      Terdapat keanekaragaman jenis yang tinggi
3)      Banyak species yang mampu beradaptasi
4)      Terjadi keseimbangan ekosistem (equilibrium)
d. Ciri-ciri Komunitas Khususnya Desa
Menurut Horton dan Hunt (dalam Iskandar, 1995: 22) ciri-ciri tradisional kehidupan desa adalah: isolasi, homogenitas, pertanian dan ekonomi substansi.
1)   Isolasi
Pada sebagian besar komunitas desa terdapat pemukiman penduduk yang terpencil. Mungkin dari segi produksi hal ini efisien, namun dari segi sosial dapat bersifat memisahkan diri. Kelompok-kelompok setempat bukan saja terpisah dari kelompok lainnya tetapi seringkali keluarga satupun terpisah dengan keluarga lainnya.
2)   Homogenitas
Anggota-anggota komunitas desa, pada umumnya memiliki latar belakang etnik dan budaya yang homogen. Anggota komunitas yang berasal dari suatu wilayah dan distrik tertentu,cendrung mengelompokkan diri kedalam suatu kelompok yang sama. Homogenitas tersebut, yang disertai isolasi dari pemukiman yang lain, telah mempertebal konservatisme, tradisionalisme dan etnosentrisme pada sebagian besar komunitas desa.
3)      Pertanian
Hampir semua warga komunitas desa bermata pencaharian dalam lapangan pertanian (tanaman pangan, perkebunan, perambah hasil hutan, dan lain-lainnya).
4)   Ekonomi substansi
Masyarakat desa masih terbelenggu oleh lilitan kemiskinan yang bersifat struktural. Hal ini erat hubungannya dengan sempitnya lahan pertanian yang mereka miliki, jumlah anak yang relatif besar, teknologi pertanian yang masih sederhana yang mengakibatkan rendahnya produktivitas hasil pertanian mereka, terbatasnya permodalan untuk usaha tani, dan terjadinya ketimpangan dalam mekanisme pasar, serta semakin terbatasnya kesempatan kerja di sektor pertanian.
e. Aset-Aset Komunitas
Dalam suatu komunitas pasti mempunyai aset yang merupakan kekayaan dari komunitas tersebut. Aset komunitas yang melekat dalam masyarakat adalah sebagai berikut:
1)   Modal Fisik
Modal fisik merupakan salah satu modal dasar yang terdapat dalam setiap masyarakat, baik itu masyarakat yang hidup secara tradisional maupun masyarakat yang hidup secara modern. Green dan Hines (2002:113) melihat 2 (dua) kelompok utama dari modal fisik yaitu bangunan dan insfrastruktur.Bangunan yang dimaksud disini dapat berupa rumah, perkantoran, pertokoan, gedung perniagaan, dan sebagainya. Sementara itu insfrastruktur dapat berupa jalan raya, jembatan, jalan kereta api, sarana pembuangan limbah, sarana air bersih, jaringan telpon dan sebagainya.
2)   Modal Finansial
Modal finansial adalah dukungan keuangan yang dimiliki suatu komunitas yang dapat digunakan untuk membiayai proses pembangunan yang diadakan dalam komunitas tersebut. Salah satu indikator yang menggambarkan modal keuangan masyarakat adalah dengan melihat banyaknya penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan.
3)   Modal lingkungan
Modal lingkungan dapat juga berupa potensi yang belum diolah dan mempunyai nilai ekonomi yang tinggi, serta mempunyai nilai yang tinggi dalam upaya pelestarian alam dan juga kenyamanan hidup. 
4)   Modal Teknologi
Modal teknologi dapat dimanfaatkan oleh suatu komunitas. Keberadaan teknologi dalam suatu komunitas tidaklah selalu berarti teknologi yang canggih dan kompleks seperti apa yang dikembangkan di berbagai negara yang berkembang.Modal teknologi yang dimaksud terkait dengan ketersediaan teknologi tepat guna yang bermanfaat untuk masyarakat, dan bukan sekedar teknologi digital yang canggih seperti komputer, akan tetapi belum tentu bermanfaat bagi masyarakat tersebut.
5)   Modal Manusia
Kekuatan masyarakat yang menjadi titik tolak berkembangnya suatu negara tidak dapat diragukan lagi terkait dengan unsur manusia yang menjadi modal dasar pembangunan mereka. Modal manusia berbicara mengenai sumber daya manusia yang berkualitas sehingga dapat menguasaiteknologi yang bermanfaat bagi masyarakat, baik itu teknologi yang sederhana maupun teknologi yang canggih.
Letak modal manusia memainkan peranan penting dalam suatu proses pembangunan. “The man behind the gun” menjadi unsur yang penting dibandingkan “the gun” itu sendiri. Tanpa adanya unsur manusia yang memiliki kemampuan yang memadai, mesin ataupun teknologi yang ada menjadi tidak berguna.
Terkait dengan upaya menyiapkan manusia yang berdaya dan berkemampuan untuk mengendalikan teknologi yang ada, unsur pendidikan memainkan peranan penting dalam menyiapkan modal manusia yang ada di suatu komunitas.
6)   Modal Sosial
Modal sosial adalah norma dan aturan yang mengikat warga masyarakat yang berada di dalamnya, dan mengatur pola perilaku warga, juga unsur kepercayaan (trust) dan jaringan (networking) antar warga masyarakat ataupun kelompok masyarakat. Norma dan aturan yang ada juga mengatur perilaku individu baik dalam perilaku ke dalam (internal kelompok) maupun perilaku ke luar (eksternal, hubungan dengan kelompok masyarakat  yang lain).
Terkait dengan perilaku warga masyarakat di dalam dan antar kelompok, Aiyar (dalam Harris, 2001:11) mengemukakan  tiga bentuk modal sosial, yaitu :
a)        Bonding capital yang merupakan modal sosial yang mengikat anggota masyarakat dalam satu kelompok tertentu.
b)        Bridging capital yang merupakan salah satu bentuk modal sosial yang menghubungkan warga masyarakat dari kelompok sosial yang berbeda.
c)        Linking capital yang merupakan suatu ikatan antara kelompok warga masyarakat yang lemah dan kurang berdaya, dengan kelompok warga masyarakat yang lebih berdaya (powerful people), misalnya bank, polisi, dinas pertanian, dsb.
7)   Modal Spiritual
Pembangunan di level komunitas, seperti dengan pembangunan kesejahteraan sosial, pada dasarnya bukanlah pembangunan yang bebas nilai (value-free). Hal seperti ini juga terjadi pada pembangunan sosial, dimana pembangunan sosial itu sendiri bukanlah pembangunan yang bebas nilai, tetapi lebih merupakan pembangunan yang mempunyai tolak ukur nilai tertentu (golden standard= standar acuan), yang antara lain tergantung dari ‘aliran’dari para elite yang menjadi para pelaku perubahan (change agents). Peran modal spiritual dalam proses pembangunan sosial, pengembangan dan pemberdayaan masyarakat meliputi beberapa fungsi, antara lain untuk:
a)       Meningkatkan etos kerja dan memberikan daya dorong atau semangat (drive) yang positif dalam melakukan pembangunan.
b)        Memberikan jiwa dalam upaya pemberian bantuan.
c)        Memberikan arah dalam pembangunan.
                        d)    Menjadi guardian (pelindung) terhadap penyimpangan.

1 komentar: